Monday, December 17, 2007

MAMAMIA OH MAMAMIUL


Lagi-lagi ngomentarin tv. Habis, mau bagaimana lagi, di rumah, media yang bisa dinikmati secara audio visual kan memang cuma tv.


Yuk, kita sekarang ngomentari soal acara Mamamia. Selagi masih bisa komentar, kenapa tidak? Iya kan?

Sebenarnya acara yang dipandu Eko Patrio itu, secara rating lumayan (ini katanya lho). Tapi, rating tinggi memang tidak mewakili kualitas kan? Yup, betul itu! Bahkan terbalik 180x2 derajat.

Acara Mamamia ini hanya sekedar penggambaran betapa banyak orang tua kita yang habis-habisan dalam mengeksploitasi anak-anak mereka.

Tapi kan anaknya juga mau dieksploitasi? Itulah salah satu faktor penyebabnya. Jadi sejujurnya dua-duanya klop! Anaknya ingin tenar, ingin jadi artis, ingin jadi selebritis. Nah... si mama ingin membantunya sekuat yang dia bisa.

Disinilah kemudian muncul, kesimpulan sederhana, menjadi artis itu adalah segala-galanya. Apapun harus dilakukan! Karena menjadi artis pasti duitnya banyak!!! Simple kan?

Coba bayangkan, apa jadinya bangsa ini kalau pikiran semua ibu-ibu sama seperti pikiran ibu-ibu yang ikut Mamamia itu? Apa tidak gaswat bangsa ini? (Maaf saya memang agak berlebihan, dan sok perhatian pada hal kecil seperti ini). Tapi, jangan salah, kalau memang betul rating acara ini tinggi, artinya pola pikir semacam para "mama" itu bisa saja "menular" secara cepat kepada seluruh "mama" yang ada di Indonesia ini. (Maaf, lagi-lagi saya terlalu berlebihan).

Soal tayangan Mamamia ini teman saya di friendster pernah bilang begini, "Itu kan tayangan yang menggambarkan seorang ibu yang ingin anaknya masuk ke neraka!" Wuih, syereeemm amat ya. Kalau saya sih tidak seekstrim itu, cuma memang risih saja sih pas melihat, seorang ibu yang berjilbab sangat rapat, eh anak yang didampinginya malah memakai baju jenis vitamin A (maksudnya bagus untuk "kesehatan" mata para lelaki, red).

Ini sajalah uneg-uneg saya tentang Mamamiul eh Mamamia. Ada yang mau coments?

Saturday, October 27, 2007

Aliran Sesat Al Qiyadah


Masya Allah... begitu mudahnya orang bernama Ahmad Mosadeq itu mengaku Nabi baru, begitu mudahnya lidah orang biasa itu mengaku rosul, begitu mudahnya dia mengubah syahadat, begitu mudahnya dia membai'at orang untuk mengimaninya, begitu mudahnya dia untuk mempermainkan rukun Islam, begitu mudahnya dia mengajak orang orang lain tersesat seperti dirinya, begitu mudahnya dia mencorat-coret Al Qur'an, dan begitu mudah orang yang mengaku bernama Ahmad Mosadeq itu melakukan semua kebohongan itu.

Ada apa ini sebenarnya? Berbagai macam kemungkinan bisa menjadi penyebabnya. Kemungkinan pertama, Musadeq telah disesatkan syetan. Ketika dia mengikuti cara nabi untuk menerima wahyu, dia didatangi syetan idajil laknatullah. Bedanya hanya masalah tempat dan yang datang menghampirinya. Kalau Nabi Muhammad saw di Gua Hiro, si Musadeq ini di Gunung Bunder, Bogor, Jawa Barat. Dari nama tempatnya saja (Gunung Bunder, red) sudah sangat tidak meyakinkan sama sekali.

Kemungkinan kedua, boleh jadi yang dikhawatirkan teman-teman FUI (Forum Umat Islam) memang benar. Ada sebuah sistem yang memang disengaja dan direncanakan untuk memecah belah umat Islam di Indonesia tercinta ini. Tapi, kemungkinan ini masih perlu pembuktian atau investigasi yang mendalam dan menyeluruh, termasuk menelusuri dari mana pasokan dana yang membiayai semua kegiatan Al Qiyadah Al Islamiyah Mosadeq dan pengikutnya.


Nabi Palsu Sudah Ada sejak Dulu

Nabi-nabi palsu seperti si Mosadeq ini sebenarnya bukanlah hal yang baru. Sejak zaman Nabi Muhammad saw sudah ada, seperti Musailamah al-Kadzdzab dan Aswad al-’Ansiy. Untunglah dia hidup Indonesia, coba kalau hidup di negara-negara Islam jazirah Arab, kemungkinan besar dia sudah divonis mati.

Selengkapnya tentang sejarah Nabi palsu ini, saya copy paste semua saja dari Ar Risalah On line. Selamat membaca, semoga menjadi tambahan pengetahuan.



Klaim Nabi Palsu

(33) Setiap klaim kenabian setelah beliau (Nabi Muhammad saw) adalah kesesatan dan hawa nafsu

Konsekuensi dari keyakinan bahwa Nabi Muhammad n adalah nabi yang terakhir dan penutup para nabi, dapat dipastikan bahwa setiap orang yang mengklaim atau mendakwakan diri sebagai nabi, maka dia adalah seorang pendusta. Sekalipun orang yang mengaku sebagai nabi itu mendatangkan sesuatu di luar kebiasaan. Sebab sesuatu yang di luar kebiasaan itu bisa saja didatangkan oleh seseorang dengan bantuan setan.

Jauh-jauh hari, Nabi Muhammad n telah memberitahukan kepada kita akan adanya orang-orang yang akan mengaku sebagai nabi. Beliau bersabda,

“Sesungguhnya akan ada tigapuluh orang pendusta di tengah-tengah umatku. Semuanya mengklaim sebagai nabi. Aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi sesudahku.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Di antara para nabi palsu itu ada yang berani mengklaim diri sebagai nabi sebelum Rasulullah n wafat. Adalah Musailamah al-Kadzdzab dan Aswad al-’Ansiy. Sebelum keduanya mendakwakan diri sebagai nabi, Rasulullah n sudah diberitahu oleh Allah tentang ihwal keduanya. Beliau bersabda, “Ketika aku sedang tidur, dibawakan kepadaku perbendaharaan bumi, kemudian diletakkan dua gelang emas di atas kedua telapak tanganku, maka beratlah terasa olehku. Kemudian diwahyukan kepadaku, supaya aku meniup kedua gelang itu. Maka kutiup keduanya. Aku takwilkan keduanya itu dengan dua orang pendusta, yang aku berada di antara keduanya. Orang itu ialah penguasa Shan’a dan penguasa Yamamah.”
Berikut ini sekilas tentang beberapa orang yang mendakwakan diri sebagai nabi itu:
Aswad al-’AnsiyNama Aswad al-’Ansiy sebenarnya adalah Abhalah bin Ka’ab al-’Ansiy. Dia adalah kepala Bani Madzhij di daerah Yaman. Dia seorang tukang tenung (santet), tukang sihir, dan seorang yang kaya raya di Shan’a. Dia sangat berpengaruh di kalangan kaumnya dan banyak yang terpikat kepadanya karena kelebihannya. Banyak orang yang kagum kepadanya karena menyaksikan sihirnya yang menakjubkan. Pada akhir tahun ke-10 Hijriyah, Aswad telah memproklamir-kan diri sebagai nabi yang ditunjuk oleh Allah. Menurut pengakuannya dia didampingi oleh dua malaikat yang memberitahukan kepadanya apa saja yang telah dan akan terjadi. Kedua malaikat itu bernama Suhaiq dan Syuqaiq. Sebenarnyalah kedua makhluk yang mendampingi Aswad adalah setan yang biasa mendampingi tukang sihir dan tukang tenung.Setelah Aswad mendakwakan diri sebagai nabi, dia mendapat pengikut yang tidak sedikit. Dalam waktu singkat, dia telah menaklukkan beberapa suku yang berdekatan dengan kabilahnya. Akhirnya, dia dapat merebut kerajaan yang berada di bawah pemerintahan Syahar bin Bazan, gubernur yang diangkat oleh Nabi n di bawah pemerintahan Islam Madinah, yang berkedudukan di Shan’a.
Setelah mendengar berita bahwa ibu kota negeri Yaman telah ditaklukkan oleh Aswad al-’Ansiy dan janda Syahar yang muslimah dipaksa menjadi gundik Aswad, Nabi n mengirim surat kepada Mu’adz bin Jabal, yang mengemban amanat dakwah di Yaman. Pesan Nabi n adalah sebagai berikut:
-Mu’adz dan kaum muslimin di bawah kepemimpinannya mestilah tetap berpegang teguh kepada ajaran Islam, dan jangan sampai tertipu atau terpengaruh oleh Aswad.-Kaum muslimin yang berada di Yaman harus bertindak tegas terhadap Aswad dengan cara memerangi dan merebut kembali daerah-daerah yang sudah dikuasainya.
Semua pesan Nabi n diperhatikan benar oleh kaum muslimin Yaman. Mereka berusaha untuk membinasakan Aswad dengan keyakinan, bila Aswad dapat dibunuh, para pengikutnya tentu akan bubar.Aswad berhasil dibunuh oleh Fairuz ad-Daylamiy di dalam istananya sendiri saat dia mabuk. Fairuz dapat membunuh Aswad atas bantuan Marzabanah, janda gubernur Syahar yang dipaksa menjadi gundik Aswad. Fairuz memenggal leher Aswad dan tamatlah riwayatnya.

Musailamah al-KadzdzabNama asli Musailamah adalah Harun bin Habib al-Hanafiy. Dia adalah kepala suku Yamamah. Pada tahun ke-10 Hijriyah, dia bersama rombongannya sebagai utusan dari Bani Hanifah datang menghadap Nabi n di Madinah dan memeluk Islam. Namun sekembalinya dari Madinah dia berbalik menjadi kafir, murtad. Dia mendakwakan diri sebagai Nabi. Musailamah mengirim surat yang dibawa oleh dua orang utusannya kepada Nabi n. Isi suratnya sebagai berikut, “Dari Musailamah utusan Allah kepada Muhammad utusan Allah. Kesejahteraan semoga dilimpahkan atasmu. Aku telah bersekutu dalam urusan kenabian ini denganmu dan bagi kami separuh tanah dan bagi Quraisy separuh tanah, tetapi kaum Quraisy adalah kaum yang melampaui batas.”
Rasulullah n membalas surat Musailamah. Surat beliau berbunyi,“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Dari Muhammad utusan Allah kepada Musailamah si pendusta. Kesejahtera-an semoga dilimpahkan atas orang yang mengikut petunjuk yang benar. Bahwasanya bumi itu milik Allah, akan diwariskan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dari sekalian hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik itu bagi orang-orang yang bertakwa.”
Meskipun Nabi n telah menyatakan Musailamah sebagai pendusta, dia tetap mendakwakan diri sebagai utusan Allah. Bahkan, dia mengaku telah menerima wahyu. Puluhan ayat palsu disampaikannya kepada para pengikutnya. Musailamah berhasil mendapat banyak pengikut dari kabilah-kabilah yang berdekatan dengan Yamamah. Akhirnya, dia dapat dibunuh dalam pertempuran Yamamah yang dahsyat itu. Musailamah dibunuh dengan tombak oleh Wahsyi, seorang budak dari Habasyah yang ketika masih kafir berhasil membunuh Hamzah bin ‘Abdul Muththallib dalam perang Uhud.

Mirza Ghulam AhmadMirza Ghulam Ahmad lahir di Qadiyan, India, pada tahun 1835. Mula-mula Mirza Ghulam Ahmad mengaku sebagai mujaddid (pembaharu) dan pengikut Nabi Muhammad n. Namun dia juga mengaku menerima wahyu. Menurutnya, kedudukannya tidak sama dengan kedudukan Nabi Muhammad n karena Nabi n adalah Nabi terakhir dan tidak ada nabi lain setelahnya yang membawa syariat. Tetapi tidak menutup kemungkinan, Allah mengutus lagi nabi yang tidak membawa syariat. Dia adalah salah seorang dari nabi-nabi yang tidak membawa syariat itu.Mirza Ghulam Ahmad berkata, “Nabi yang terakhir dan tunduk kepada Nabi n tidak pernah menyatakan bahwa dirinya adalah nabi atau rasul dalam pengertian yang sebenarnya. Allah l memanggilku dengan sebutan nabi hanya berdasarkan isti’arah (kiasan) saja. Kenabianku merupakan pancaran dari kenabian Muhammad n Sebuah bayangan tidaklah memiliki wujud tersendiri atau wujud yang sebenarnya.”
Dia juga berkata, “Aku telah menyebutkan berkali-kali bahwa apa yang aku baca merupakan firman Allah l seperti halnya al-Quran dan Taurat. Aku adalah salah seorang nabi bayangan yang diutus oleh Allah l. Setiap muslim wajib taat kepadaku dan wajib mengimani bahwa aku adalah al-Masih yang dijanjikan akan datang. Karena itu, barangsiapa yang telah mengetahui dakwahku, tetapi dia tidak beriman kepadaku, maka sikapnya itu akan dihisab di akhirat, meskipun dia telah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah l”
Dia juga berkata, “Al-Quran dan Nabi Muhammad n telah bersaksi atas kenabianku. Para nabi pun telah menentukan zaman kenabianku, yaitu zaman sekarang ini. Al-Quran juga telah menentukan zaman kenabianku itu. Langit dan bumi juga bersaksi atas kenabianku. Dan tidak seorang nabi pun kecuali ia bersaksi kepadaku.” Lalu dia membaca firman Allah, “…dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad.” (QS. Ash-Shaff: 6)
Mirza Ghulam Ahmad meninggal pada tahun 1908.Semoga Allah senantiasa menyelamatkan kita dari berbagai fitnah yang dapat menjerumuskan kita ke jurang neraka.


Tentang adanya kasus aliran sesat ini, komentar yang paling saya tunggu adalah komentar Gus Dur, dan komentar Anda tentunya. Semoga Nabi palsu yang bernama Ahmad Mosadeq (saya yakin nama ini juga nama palsu) itu, mendapat ampunan dari Allah SWT sebelum ajal menjemputnya. Amiien.

Sumber Bacaan:
http://209.85.165.104/search?q=cache:9U5tD__4XCoJ:www.ar-risalah.or.id/index.php%3Foption%3Dcom_content%26task%3Dview%26id%3D22%26Itemid%3D50+nabi+palsu&hl=id&ct=clnk&cd=9&gl=id

http://www.detiknews.com/indexfr.php?url=http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/10/tgl/26/time/231843/idnews/845529/idkanal/10

Wednesday, October 03, 2007

Who Wants To Be A President?


Mau jadi Presiden? Ada beberapa hal yang harus Anda miliki untuk dapat menjadi seorang Presiden. Mengingat sekarang ini presiden dipilih rakyat, maka yang harus diingat adalah bagaimana meraih sebanyak mungkin simpati dari rakyat. Pertanyaannya, rakyat yang mana? Ya tentu saja tidak hanya rakyat mayoritas, tapi juga mencakup rakyat minoritas, termasuk juga simpatisan partai gurem.

Nah, kalau Anda sudah meraih simpati rakyat ini, Anda harus mempunyai sebuah kendaraan yang bernama partai. Tidak usah partai besar, partai kecil atau baru dibentukpun tidak jadi soal, asalkan partainya berazas nasional. Kenapa harus nasional? Karena cakupannya lebih luas. Kalau istilah iklannya, "jangkauan luas".

Jangan lupa untuk menguasai lebih dari tiga bahasa, jangan hanya Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, dan Bahasa Sunda saja (just like me hehe). Nah, kalau sudah begini Anda sudah siap maju, tapi nanti dulu, pikirkan lagi, apakah Anda sudah dikenal seluruh rakyat Indonesia? Apakah wajah Anda sudah banyak dilihat oleh para pemirsa TV seantero Nusantara? Kalau belum, pikir-pikir lagi deh untuk melangkah. Bagaimanapun juga Anda harus terkenal dulu, inilah konsekuensi dari pemilihan secara langsung. Maka, jangan segan-segan untuk selalu mencuri perhatian para wartawan atau reporter TV agar Anda diekspos. Bagaimanapun juga TV sudah menjadi salah satu decision maker di negara-negara demokratis, termasuk di Indonesia tercinta ini. Sekali mengecewakan saja, Anda bisa saja didepak atau ditendang dari dunia ekspos pertelivisian.

Kalau sudah begini, apakah sudah lengkap? Tentu saja belum, kalau bisa buatlah rakyat lebih simpatik lagi kepada Anda. Rumusnya, semakin Anda dipojokkan, dihina, disingkirkan, dieliminasi, didiskreditkan, maka dimata rakyat, Anda akan semakin disayangi, dikasihani dan dicintai. Ujung-ujungnya nama Anda semakin populer dan berkibar dimana-mana.

Jangan lupa, walaupun Anda sudah yakin minimal dapat mengantongi 70% suara, Anda harus tetap low profile. Ingat-ingatlah, jangan gunakan gaya-gaya kampanye Amerika di Indonesia ini, karena hanya akan merugikan Anda. Kampanye American style yang saya maksud misalnya penggunaan kalimat “Adul for President” atau "Ngehe for President" di mana-mana. Wah-wah bisa-bisa Anda dicap terlalu ambisius dalam mengejar RI 1. Bukannya untung, Anda bisa-bisa malah malah cuma dapat puntung.


OK, semoga tips singkat ini ada manfaatnya, kurang lebihnya mohon maaf lahir dan bathin. Jangan lupa kalau sudah jadi Presiden, cepat hubungi saya, bisa via email, HP, atau lewat telepati. Saya mau minta jatah kursi, kursi goyang juga nggak apa-apalah, hahaha. Good luck ya coy.
Sumber gambar: http://almihrab.com/

Tuesday, October 02, 2007

I Lost My Sense of Humour


Pernahkah Anda tertawa sampai terbahak-bahak, terpingkal-pingkal, atau sampai berurai air mata karena saking lucunya? Kalau saya ditanya, jawabannya sering sih tapi dulu. Sekarang saya seperti kehilangan sense of humour.

Untungnya ini terjadi ketika saya melihat tayangan tv, misalnya acara-acara komedi, termasuk acara-acara sahur yang dipenuhi dengan pelawak-pelawak top negeri ini. Kadang-kadang saya terheran-heran sendiri, kenapa melihat tayangan-tayangan “lucu” itu paling banter sekarang ini saya hanya bisa senyum, bisa sih sampai tertawa sedikit hehe, tapi itupun kalau ada teman nonton.

Mungkin benar juga para pakar yang mengatakan bahwa tayangan-tayangan lelucon di tv saat ini cenderung mengekspoitasi gaya-gaya komedi tingkat bawah. Misalnya; mengeksploitasi kekurangan fisik, mengarah ke pornografi, kekerasan fisik, merendahkan para pemirsa, dan sebangsanya. Mungkin inilah penyebabnya.

Kalau mau jujur biar saya sebut saja ya, melihat tayangan Empat Mata Tukul atau sahur, lumayan saya masih bisa tertawa walaupun yang keluar cuma hehe atau hehehe. Tayangan Eko cs di stasiun Ramadhan paling banter saya hanya bisa senyum, terlebih saya cukup ilfeel, ketika masuk kuis yang cenderung menganggap pemirsa itu anak kecil semua, coba deh Anda tirukan “tut tut gud jes.. waw waaw” (iihh apaan sih? Emangnya kita anak TK Budi Asih atau Taman Anggrek Indah?). Ada lagi leluconnya Komeng cs yang cenderung kekerasan fisik, terus apa lagi ya… tayangan TPI masih lumayan lah.


Mungkin juga saya lagi sensi, atau malah lagi banyak masalah. Rasa-rasanya nggak juga, semua masih berjalan normal, aman, dan terkendali. Mungkin saat ini saya jenuh, dan benar-benar butuh sebuah film komedi, yang benar-benar super lucu yang bisa membuat saya terbahak-bahak. Mungkin sih semua itu mungkin.

Pernah suatu ketika saya membaca Kompas dan Kedaulatan Rakyat yang mengupas tentang lawakan TV. Sebelum para pakar pertelevisian menyatakan pendapatnya di koran-koran, saya memang seperti sudah lost my sense of humour. Gawat banget kan? Untungnya saya masih bisa tertawa terbahak-bahak, terpingkal-pingkal, atau sampai berurai air mata, ketika ketemu dengan teman lama, ngobrol dengan teman kerja, atau keluarga. Semoga ini semua segera berakhir dan saya bisa terbahak lagi seperti dulu ketika melihat tayangan si kotak ajaib televisi itu. Haruskah saya atau Anda juga berpuasa nonton tv biar tidak disebut sebagai "budak tv"?

Monday, September 24, 2007

MAKANAN IKHLAS ALA SUMANTO


Makanan iklas, memangnya ada? Yang sering kita dengar kan, makanan halal, makanan haram, makanan sehat, atau makanan tidak sehat. Makanan ikhlas, apaan sih?

Penasaran kan? Kalau kemarin hari Minggu tanggal 23 September 2007, Anda nonton tayangan sore TPI yang meliput kegiatan si manusia pemakan mayat, Sumanto, pasti Anda tidak akan penasaran.

Dengan style seperti anak Pramuka (memakai baret dan baju Pramuka, red), Sumanto ditanya oleh sang reporter tentang makanan yang dia sukai. Nah, mas Sumanto spontan menjawab “makanan yang enak itu ya… makanan yang ikhlas.” (kirain mau ngomong… ya daging kamu itu mas reporter…hiiiii ngeriii hehe)

Yang tadinya senyum-senyum melihat keadaan Sumanto sekarang, saya jadi agak berpikir. Makanan yang ikhlas, makanan ikhlas, makanan koq ikhlas. Apa mungkin maksud Sumanto itu sebenarnya adalah makanan halal, atau bisa juga maksudnya adalah makanan yang diberikan secara ikhlas.

Kalau maksud Sumanto makanan ikhlas adalah makanan halal, berarti dia salah ngomong. Tapi, kalau yang dimaksudnya adalah makanan enak itu makanan yang diberikan oleh orang secara ikhlas, dan merupakan rezeki dari Allah, berarti Sumanto sudah sadar tentang hakikat hidup. Wow, hebat nggak tuh?

Kalau dikaji lagi, makanan ikhlas itu bisa jadi makanan yang betul-betul diperoleh dengan jalan halal. Kalau sudah halal, dimakannya juga enak dan menyehatkan.
Kalau memang seperti ini yang dipahami Sumanto, bukan tidak mungkin dia sudah benar-benar sadar. Sukses ya mas Manto... Kalau ada di dekat saya, sampeyan mau tak salami (eh wani ora yo? wahh piye iki?!).

sumbergambar: http://www.tempo.co.id/harian/profil/gam/sumanto.jpg

Tuesday, September 18, 2007

BERKAH RAMADHAN

silakan klik gambar untuk memperjelas

Bulan suci Ramadhan tahun 1428 H kali ini rasanya lebih terasa indah dan tentramnya. Hawa yang sejuk bersahabat, hidup yang secara perlahan mulai tertata rapi, istri yang sudah tidak mual-mual lagi (hehe...), aplikasi cred card disetujui, hobby tanaman makin menjadi-jadi (weleh-weleh...), keinginan untuk menularkan ilmu ngaji Al Qur'an terwujud, masalah apapun selalu ada solusi, pas ngaji bareng istri tiba-tiba kami bisa bareng di kalimat "fi sabiilillaah" padahal surat yang dibaca berbeda (wallahua'lam saya blank untuk soal ini), dan masih banyak lagi berkah ramadhan yang mungkin saya lupa mengingatnya. Semoga persangkaan saya benar adanya.


Sekarang ini saya banyak mengingat apa-apa yang dikatakan oleh para ulama, misalnya keutamaan berzakat, bersedekah, menghomati orang tua dan membantunya sesuai kemampuan, dan lebih care kepada orang-orang di sekitar kita. Terus terang, saya selalu mengingatkan diri ini untuk selalu mengingat surat Al Maa'uun dalam Al-Qur'an.

1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ayat ini (S.107:4-7) turun berkenaan dengan kaum Munafiqin yang mempertontonkan shalat kepada kaum Mukminin (ria) dan meninggalkannya apabila tidak ada yang melihatnya serta menolak memberikan bantuan ataupun pinjaman. Ayat ini (S.107:4-7) turun sebagai peringatan kepada orang-orang yang berbuat seperti itu. (Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir dari Tharif bin Abi Thalhal yang bersumber dari Ibnu Abbas.)

5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. orang-orang yang berbuat riya
Riya ialah melakukan sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat.
7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna
Sebagian mufassirin mengartikan: enggan membayar zakat.

Semoga saya tidak termasuk riya juga nih, menulis tentang hal ini. Saya hanya mengingatkan diri ini, selagi masih bisa. Syukur-syukur kalau Anda juga jadi semangat untuk berusaha jadi lebih baik dalam Ramadhan ini . Astaghfirullaah.


sumber gambar: http://emizahra.blogsome.com/

Saturday, September 15, 2007




CATUR VERSI DEDDY CORBUZIER


Nonton infotainment tentang pertandingan catur antara GM Utut Adianto lawan GM Deddy Corbuzier nggak? (GM-nya Deddy singkatan dari Grand Mentalist, red). Itu loh yang main caturnya pake melotot terus sepanjang permainan. Dari pada capek ngetik saya copy saja ya dari Suara Karya online, asli bikin ngakak.


CATUR Utut vs Deddy CorbuzierBerlangsung Ricuh
Sabtu, 8 September 2007

JAKARTA (Suara Karya): Pertandingan catur antara GM Utut Adianto dan Deddy Corbuzier berlangsung ricuh dan terhenti di langkah 13. Pertandingan dianggap batal setelah Utut merasa terganggu konsentrasinya dengan tingkah pola Deddy. Mentalist yang mengandalkan kekuatan pikiran untuk mempengaruhi orang itu terus menerus memelototi Utut. Tak hanya itu, Deddy juga beberapa kali memainkan jari-jarinya di meja dan sempat ditegur wasit.
"Di mana pun saya bermain catur tidak boleh mengganggu konsentrasi lawan. Saya mana bisa konsentrasi kalau diplototi terus seperti itu," ujar Utut.
Sementara itu Deddy mengakui kalau kekuatannya sebagai mentalist memang harus menatap terus wajah orang yang akan dipengaruhinya. "Memang seperti ini cara kerja saya," ujar Deddy.
Tampaknya Deddy memang tidak banyak mengetahui aturan permainan catur di mana masing-masing tidak boleh mengganggu konsentrasi lawannya. Keduanya berangkat dari persepsi yang berbeda. Deddy mengganggap apa yang dilakukannya sah-sah saja sementara Utut berangkat dari kode etik yang berlaku.
"Deddy kan ibaratnya datang ke wilayah saya, catur, jadi seharusnya dia bermain dengan aturan dan kode etik yang berlaku di catur. Saya mana tahu dia akan bermain seperti itu. Kalau dia mau main dengan versi dia, ya harusnya dibicarakan dulu, jadi saya siap," ujar Utut.
Diakui Utut dirinya tidak bisa berpikir dengan baik sehingga ia sempat memberikan gajahnya secara gratis. "Ini mau main catur atau main plotot-plototan," ujar Utut yang mengaku sempat melihat bidak catur yang dipegang Deddy berasap. (Syamsudin W)



Kayaknya mas Deddy bagus deh kalau lawan tokoh pahlawan imejiner favorit saya, siapa lagi kalau bukan Jendral Naga Bonar. Kebayang kan, yang satu pake trik mentalist, sang Jendral pake trik raja copet, wakakakakakakak. Pasti seru, bisa-bisa remis tuh alias nggak ada yang menang nggak ada yang kalah.

Sang jendralpun akan teriak "Bah... apa kata dunia, catur apaa ini bah!!! Aku diplototin terus, Kau pikir aku gentar lawan kau? Belum tahu saza kau!!! Buzzzzzzaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaanggggg sudahh kubilang zangannnlah kau berrrtemfuuurr, eeee bentemfuurrr pulaa kaw, MATILAH KAW!!!"

Wednesday, August 22, 2007

SUSAHNYA JADI CALON AYAH

Satu ketika saya dikabari positif oleh istri saya... Wah senang dong.
Satu ketika saya dikabari dokter bahwa istri saya harus bedrest... Wah mulai cemas.
Satu ketika saya tanya dokter, "Dok, memangnya bedrest itu tidak boleh ngapain saja sih?"
Dokter menjawab, "Ya... tidak boleh ngapa-ngapain."
"Termasuk tidak boleh nyapu, nyuci piring, masak, dan beres-beres kamar juga?" Saya kejar tuh dokter.
"Ya iyaaaaaaaaaaaa lahhh, termasuk masnya juga harus 'puasa', gitu maaaas!", kata dokter kalem.
"Waduuhhhh gaswat nihh, saya harus pontang-panting nih."
"Ya iyaaaaaaaaaaa lahhh, emang enak jadi calon ayah?"
"Waah dokter bisa aja..." Saya tersenyum hambar.

Satu ketika saya harus mengerjakan rutinitas sehari-hari ditambah rutinitas yang biasa dilakukan oleh istri saya.

Satu ketika saya bilang ke seorang wanita rekan kerja saya yang kira-kira baru 2 bulan ini melahirkan anak pertamanya, "Ternyata, susah ya jadi calon ayah."
Seketika itu juga dia menjawab, "Ternyata, susah juga loh jadi calon ibu."

"Wah... wah... nikmatnya hidup ini. " (Jaka sembung bawa peuyeum euy... kagak nyambung atuh euy!!!)



MUT-MUTAN VS MUTUNG-MUTUNGAN

Tulisan "VS", atau "versus" pada judul di atas, sebenarnya hanyalah sebuah kata yang saya gunakan untuk membedakan saja antara mut-mutan dan mutung-mutungan. Mut-mutan buat orang Jawa mungkin sudah banyak yang tahu artinya, kurang lebih artinya moody (bukan moody koesnaedi lohh, red). Sementara mutung-mutungan lebih jelas sisi negatifnya. Sebenarnya dengan kata "mutungan" saja orang bisa langsung paham artinya orang yang gampang mutung, atau orang yang gampang marah atau gampang kesal. Misalnya ketika dalam sebuah meeting, orang yang mutungan akan dengan cepat WO atau wolkout ketika pendapatnya tidak disetujui oleh forum. Jelek banget kan?
Nah... mut-mutan atau moody, nilainya bisa lebih positif daripada mutungan. Orang yang moody atau mut-mutan biasanya akan dengan mudah semangat ketika menghadapi suatu pekerjaan, tapi bisa juga tidak semangat sama sekali tanpa alasan.
Sekarang saya mau bertanya pada Anda, apakah Anda termasuk orang yang mut-mutan atau yang mutung-mutungan? Kalau saya tanya sama teman-teman saya di grup Indonesia Friendster yang gelo-gelo itu, pasti jawaban mereka "mau tauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu ajah". Nah, bagaimana dengan Anda?
Kalau anda termasuk orang yang mut-mutan, SELAMAT !!!, berarti Anda sama dengan saya. Kita senasib sepenanggungan!!! Saya saja ketika menulis tentang hal ini, dalam keadaan sedang mood. Kalau tidak mood atau mut, mana mungkin saya bisa menulis ini, hehe...

Monday, August 20, 2007

PENGAMEN JADI SATPAM

"Hei... Arma Sebelas !!"
Saya menjawab sapaannya dengan tersenyum, sambil mengingat siapa orang itu.
"Hmmm... Arma Sebelas, radio tempat dulu saya kerja", masih berpikir.
"Heiiiii, saya ingat, dia itu orang yang dulu sering ngamen di bis kota jalur 15, tapi sekarang kemana style pengamennya, kemana topi merahnya, kemana sandal jepitnya, kemana jeans dan kaos oblongnya??? !!"
Semuanya berubah jadi stelan biru tua, gagah dengan sepatu PDH militer.
"Setelah lama di Jakarta, saya sekarang di sini, tuhh di kantor Esia yang bentar lagi mau launching", sambil menunjuk ke arah gedung baru di belakang kami.
Dia dulu sempat cerita mendapat hasil yang lumayan, dengan bekerja sebagai pengamen. Katanya, lumayan untuk menafkahi istri.
"Sekarang anakku sudah dua, mas..." Katanya sambil tersenyum.
Dari seragamnya saya tahu, dia sekarang menjadi seorang satpam di kantor Esia Jogja, persis di belakang warung tenda Soto Pak Marto jalan Diponegoro (yang tempenya khas, gurih dan kering).
Karena sudah delapan tahun tidak bertemu, kami berdua lupa nama masing-masing. Dia menyebut namanya, Ardan. Ya..saya ingat sekarang. Dulu mas Ardan ini, salah seorang pengamen yang sering saya ajak ngobrol. Dia banyak cerita tentang bagaimana kehidupan di jalanan, bagaimana dia bisa berani menikah walaupun masih bekerja sebagai pengamen.
"Orang kalau udah hidup di jalanan, lupa mas... Di jalanan itu dapat uang gampang, rata-rata 50 ribu sehari dapet, jelek-jeleknya 15 ribu laaahhh", katanya delapan tahun yang lalu.
Tidak terasa, dua porsi pesanan soto saya sudah selesai disiapkan Pak Marto. Waktunya pulang, saya menengok ke pos Jaga satpam Esia. Mas Ardan, sang satpam tersenyum dan hormat dengan gaya militer, dan saya pun membalasnya. Nguuung.. saya tancap gas.
Ternyata benar, nasib orang dapat saja berubah, dari pengamen menjadi seorang satpam.

Tuesday, July 17, 2007

Onthel Romantis

Hari Minggu malam atau malam senin, 15 Juli 2007 saya berangkat untuk siaran. Berangkat dari rumah kira-kira jam 19.30, siaran jam 20.00. Nah, di perjalanan saya menemukan sesuatu yang unik, dan hampir tidak ditemui lagi di jalanan kota Jogja. Apakah itu?? Saya melihat dari kejauhan ada orang seperti naik sepeda boncengan, antara laki-laki dan perempuan.

Semakin dekat, ternyata benar, sepertinya sepasang suami istri yang mau pergi kondangan, atau njagong. Dengan memakai batik, dan si laki-lakinya berpeci hitam, keduanya berboncengan, memakai sepeda onthel, disaksikan bulan yang terlihat agak remang-remang. Wah, romantis abis.

Saya jadi senyum-senyum dendiri, "koq ya masih ada ya... di jalanan kota Jogja orang njagong atau kondangan, memakai onthel, pake batik, suami istri, cuek banget. Sungguh unik, menarik, dan membuat saya agak menurunkan laju motor saya.

Sebenarnya, kalau di desa-desa kecil, pemandangan ini mungkin sudah biasa. Tapi, belum tentu juga, orang desa sudah banyak yang punya motor, bagus-bagus dan baru lagi. Sekarang orang lebih senang memakai motor walaupun jarak yang ditempuh cuma satu kilkometer. Hebat atau malas atau apa ini??

Ya agaknya, pemandangan yang saya lihat itu --sepasang suami istri berboncengan dengan onthel di jalanan kota, tepatnya di daerah kawasan cukup elite di Jogja, daerah Pogung Baru-- sungguh merupakan sebuah sindiran yang membuat saya tertegun dengan senyum dikulum.
Simple, langka, dan serasa mengembalikan Jogja ke tempo doeloe. Zaman ketika onthel masih membudaya.

Siapa tahu kedua suami istri ber-onthel itu sebenarnya punya motor, bahkan punya mobil, siapa tahu mereka hanya ingin bernostalgia, siapa tahu mereka adalah agen perubahan, siapa tahu mereka atlet balap sepeda, atau malaikat atau hantu??? Wah... saya jadi agak ngawur bin ngelantur. Ya sudah semoga ini bisa menggugah Anda agar tetap menjaga kesehatan, dan sadar akan pentingnya melihat apa yang ada di sekeliling kita.
Google