Tuesday, September 17, 2013

Dunia Akal-akalan

Suatu saat sang pejalan bertanya pada sang penunjuk jalan, "Saya bermimpi bertemu dengan Baginda, dalam mimpi itu situasinya sedang perang, tapi anehnya yang menjadi musuh wujudnya seperti kera walaupun mereka manusia. Saya bersama Baginda berada di sebuah tebing, disana ada dua orang tawanan, saya disuruh oleh beliau untuk memotong bagian pinggir telinga kedua tawanan itu dengan gunting, sehingga kalau sudah dipotong bentuknya akan menyerupai telinga manusia bukan telinga kera lagi. Tapi seraya memohon maaf pada beliau saya keberatan karena tidak berani melakukannya. Baginda pun sudah berpesan saat memotong jangan sampai keluar darahnya. Akhirnya yang memotong adalah beliau, dan yang terjadi setelah bagian pinggir telinga itu dipotong (tidak mengeluarkan darah, kedua tawanan itupun tidak terlihat kesakitan sama sekali), perlahan wujud mereka berubah menjadi manusia. Apakah artinya ini?" "Kera itu adalah gambaranmu, gambaran nafsumu, simbol akal-akalan... yang kau sebut Baginda itupun hanya khayalanmu saja" "Astaghfirullahal adzim... jadi begitu" Sang pejalan tertunduk malu dan menyadari segala kesalahan dan kekhilafannya. Dia bertekad akan meninggalkan apa yang sudah dijalaninya selama ini, yaitu melakukan hal-hal yang bersifat akal-akalan. Dia sadar betul jika terus bergumul dalam dunia akal-akalan akan dapat merugikan dirinya sendiri, keluarga dan orang lain atau mungkin bisa saja merugikan negara. Tahukah anda contoh perilaku akal-akalan??? Contohnya adalah mark-up anggaran, manipulasi proyek, dan segala macam bentuk korupsi yang berakar pada keserakahan. Sayangnya, fenomena ini semakin banyak di negara tercinta ini... yuk mulai dari diri sendiri untuk menghindari akal-akal dan menghentikan dunia akal-akalan.

Selamat Jalan Habib Munzir

Saya belum pernah menlihat secara langsung Habib Munzir yang sudah wafat Minggu 15 September 2013, kemarin. Tapi entah kenapa, membaca apa saja yang telah dilakukannya selama menunaikan tugas di alam dunia ini sungguh sangat menginspirasi, mungkin juga bagi Anda. Beliau dalam tulisan-tulisannya sangat terlihat begitu mendalam dalam mencintai Rosulullah SAW, sehingga beliau bermimpi yang dalam mimpinya bertemu dengan Baginda Rosul sambil bercakap-cakap penuh kesantunan. Kurang lebih dalam percakapannya beliau sudah diberitahu bahwa disaat usianya belum genap 40 tahun, beliau akan dapat terus bersama Nabi Muhammad SAW. Sebelum dipanggil Allah SWT, Habib Munzir sempat menulis kisah mengenai mimpi bertemu Rasulullah Nabi Muhammad SAW di dalam blognya yang beralamat www.majeliskecil.wordpress.com. Dalam blognya tersebut ia mengaku sempat berbincang dengan Rasulullah "Saya sangat mencintai Rasulullah SAW, menangis merindukan Rasulullah SAW, dan sering dikunjungi Rasululullah SAW dalam mimpi, Rasul selalu menghibur saya jika saya sedih, suatu waktu saya mimpi bersimpuh dan memeluk lutut beliau dan berkata wahai Rasulullah SAW aku rindu padamu, jangan tinggalkan aku lagi, butakan mataku ini asal bisa jumpa denganMu ataukan matikan aku sekarang, aku tersiksa di dunia ini. Rasulullah SAW menepuk bahu saya dan berkata , "Munzir, tenanglah, sebelum usiamu mencapai 40 tahun kau sudah jumpa denganku". Maka sayapun terbangun," tulis Habib Munzir di dalam blognya. Sekilas tentang beliau, Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa atau lebih dikenal dengan Munzir bin Fuad bin Abdurrahman Almusawa lahir di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, 23 Februari 1973. Ia adalah pimpinan Majelis Rasulullah, majelis dzikir terbesar. Demikianlah pembaca blog saya yang baik hati, sekilas tentang kekaguman saya pada Habib Munzir (alm), saya hanya mempertanyakan diri sendiri saja, yang dari dulu mengaku umat Rosul tapi koq belum atau tidak bisa memiliki rasa cinta seperti almarhum kepada Baginda Rosul. Padahal dari kecil sudah menjalankan rukun-rukun pokok ajaran beliau (Rasulullah)kecuali pergi berhaji. Kepergian beliau bagi saya adalah inspirasi dan motivasi hidup, motivasi untuk kembali mengenal Rasulullah yang dikenal sebagai Nabi akhir zaman yang sikapnya penuh kelembutan, pemaaf, dan mengajarkan bagaimana menjadi manusia dalam menjalani dan meniti setiap detik nafas & gerak langkahnya agar selamat di dunia dan akhirat. Selamat jalan ya Habib... semoga menemukan kebahagiaan sejati... Innalillahi wainna Ilaihi roji'un... Allahumaghfirlahu warhamhu wa'fuanhu..
Google