Wednesday, January 27, 2010

ANTARA ROY SURYO DAN RUBY ALAMSYAH

Akhir-akhir ini media kita seolah disibukkan dengan sosok Ruby Alamsyah yang tiba-tiba seolah menyeruak ditengah kasus Century yang makin tak jelas juntrungannya, dan kasus pembobolan ATM yang pelakunya disebut-sebut terkait jaringan internasional. Ruby Alamsyah seolah muncul dari “tiarapnya” selama ini terhadap kasus-kasus IT di negeri ini. Mungkin masih ada lagi sejumlah pakar IT lainnya yang sampai detik inipun sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

Mungkin orang awam seperti saya serta-merta bergumam, ternyata masih ada toh pakar IT selain Roy Suryo (nah lho...). Hebatnya lagi Ruby ini ternyata mengantongi sejumlah sertifikat internasional yang singkatan-singkatannya itu cukup asing. O...ternyata... tidak hanya manusia yang membutuhkan uji forensik, perangkat keras juga membutuhkannya untuk keperluan rekonstruksi. Yang dilakukan Ruby saya banyangkan seperti sebuah reka ulang atau rekonstruksi bagaimana seorang maling pintar membobol ATM. Ini bisa diibaratkan bagaimana seorang maling biasa melakukan rekonstruksi terhadap apa yang diperbuatnya, misalnya maling komputer. Jadi apa yang salah dengan reka ulang? Rasanya tidak ada, kalau ada tutup saja acara-acara TV semacam Buser dan sejenisnya yang sarat dengan liputan investigasi dan rekonstruksi.

Indonesia ternyata menyimpan banyak SDM yang handal, tapi sayangnya mereka nirekspos, mungkin dasarnya mereka low profile, atau media massa kita yang tidak mau susah-susah mencari orang-orang yang kompeten selain yang sudah ada dan sudah berlangganan. Yah... tentunya ini jadi PR bagi para jurnalis ataupun redaktur sebuah media massa termasuk TV, koran , ataupun radio untuk terus menggalinya, tanpa diembel-embeli maunya yang gampang-gampang saja dan asal sudah terkenal. Mungkin.

Ada berita yang patut kita baca nih dari Metro TV:
Roy Suryo VS Ruby Alamsyah
Metro Hari Ini / Umum / Selasa, 26 Januari 2010 18:47 WIB
Metrotvnews.com, Depok: Kasus pembobolan dana nasabah ternyata membuka perseteruan antara pakar informasi teknologi, Roy Suryo dan Ruby Alamsyah, ahli IT perbankan. Ini berawal dari peragaan Ruby soal proses pembobolan dana nasabah melalui anjungan tunai mandiri (ATM). Terkait hal tersebut, Roy sempat mempertanyakan keahlian Ruby dalam bidang forensik IT. Lalu siapakah yang sebenarnya ahli dalam bidang IT?

Ruby Alamsyah adalah alumnus teknologi informasi dari Universitas Gunadarma di Depok, Jawa Barat. Ia meraih master dalam bidang yang sama dari Universitas Indonesia.

Sedangkan, Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo adalah sarjana komunikasi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Roy meraih gelar master dalam bidang perilaku dan promosi kesehatan di kampus yang sama.

Karier keduanya berbeda. Roy saat ini sudah menjadi Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat. Sebelumnya, Roy adalah pengajar dan pembicara di beberapa universitas serta konsultan internet dan video konferensi di Polda DIY.

Sedangkan, Ruby bergelut dibidang IT dan keamanan sistem selama 11 tahun serta Konsultan Forensik Kepolisian Indonesia dan Asia.

Aktivitas organisasi keduanya pun berbeda. Ruby aktif dalam organisasi internasional untuk investigasi kriminalitas dengan teknologi tinggi (HTCIA). Sedangkan, Roy aktif dalam Organisasi Masyarakat Telematika Indonesia dan Komunitas Fotografi.(*)

Monday, January 04, 2010

SIBUK MELIHAT YANG TERLALU BESAR DAN TERLALU JAUH.


Pagi ini begitu cerah. Aku duduk berteman kepulan asap rokok putih. Mataku tertuju pada pucuk daun pohon liar yang tumbuh di belakang kantor tempatku bekerja. Ada kupu-kupu coklat lurik-lurik putih bulat yang hinggap di pucuk daun yang segar menghijau. Dia hinggap disitu, kurang lebih sudah lima menit, sambil sesekali mengepak-ngepakkan sayapnya dengan pelan. Aku amati terus, dan mataku kini menggeser sedikit ke arah tembok pembatas yang letaknya tidak jauh dari sang kupu-kupu. Ada semut rangrang yang bergerak satu arah, beriringan, seolah konvoi panjang yang berjalan tertib, aman, dan terkendali.

Serta-merta aku mendongak ke atas, ada seekor tawon kecil yang terbang berputar-putar seolah mencari sesuatu yang hilang atau mungkin hanya sekedar sedang bermain-main. Cukup lama aku mengamati ketiga makhluk yang semula luput dari perhatianku. Toh semuanya hanyalah hewan-hewan kecil, semuanya punya kehidupan sendiri-sendiri. Tapi, entahlah kenapa saat ini aku begitu memperhatikan mereka.

Tiba-tiba mata batinku seolah membuka, bahwa ada hal-hal kecil yang seringkali kita tidak memperhatikannya. Kita mungkin seringkali disibukkan dengan hal-hal yang besar dan terlampau jauh. Padahal hal-hal kecil ini, jika diperhatikan dan dinikmati dengan seksama, tampak begitu indah, hijau, dan unik.

Kadang dengan mempunyai dua mata kita yang masih sehat inipun, seringkali kita tidak mensyukurinya. Mungkin karena sehari-hari disibukkan dengan menonton berita dan hiburan di TV, sibuk dengan buku-buku bacaan yang berat, dan sibuk dengan melihat hitung-hitungan angka yang membuat kerja otot-otot mata jadi sangat ekstra, dan akhirnya lelah.

Wajar kiranya jika dalam sebuah kesempatan, Gus Mus, kyai kharismatik teman baik Gus Dur (alm), membacakan puisi yang hanya terdiri dari empat kata, ”Tuhan, kami sangat sibuk”. Sebuah kalimat sederhana yang menyadarkan betapa kita seringkali melihat yang terlalu besar dan terlalu jauh. Pun dengan mata kita yang masih sehat ini. Mari mensyukurinya dengan sesekali menikmati gerakan-gerakan makhluk kecil yang ada di sekitar kita.

Google