Wednesday, September 03, 2008

JIHAD SEORANG SUAMI


Pagi tadi saya ditelpon sama ibu, setelah ngobrol berbagai macam topik pembicaraan, sampailah pada berita mengejutkan itu. beginilah kutipannya:



Ibu : “O iya A… tetangga kita Mang Karya meninggal”. (Mang Karya = Om Karya)

Aku : “Innalillaahi wainna ilaihi roji’un”

Ibu : “Mamah juga gak nyangka, dia kan masih muda”

Aku : “Gimana kejadiannya?”

Ibu : “Katanya lagi nyari motor ke daerah Kadipaten.”

(kerjaan almarhum calo motor)

Aku : “Terus…?”

Ibu: : “Tabrakan beruntun!”

Aku : “ Sedang jihad tuh Mang Karya.”

Ibu : “ Iya semoga dia syahid.”

Aku : “Amieen amiieen… keluarganya gimana Mah?”

Ibu : “Ya pertama denger sih nangis terus, istrinya sama tiga anaknya. Si sulung mah sampai histeris.

Aku : “O iya kejadiannya kapan itu?”

Ibu : “Baru kemarin ini, sore hari, pas puasa hari pertama.”

Aku : “Masya Allah… ya ya…” (aku tercekat)

“Anaknya yang gede tuh umur berapa sih Mah?”

Ibu : “Baru mau masuk SMP, adik-adiknya masih kecil-kecil. Yang gede tuh pinter, sekolahnya ranking sat uterus, yang kecil gendut lagi lucu-lucunya… kasihan A”

Aku : “Iya sih Mah… ya titip pesan aja buat keluarganya, yang tabah, yang sabar.”

Ibu : “Iya A… “


Obrolan lewat telpon pagi tadi begitu membuatku miris. Di satu sisi, membayangkan betapa sedihnya keluarga yang ditinggalkan, di sisi lain ada sedikit kelegaan membayangkan almarhum yang meninggal di saat mencari nafkah untuk anak dan istrinya sambil berpuasa .

Lagi-lagi aku sebagai manusia biasa hanya bisa berucap, semoga… semoga… dan semoga. Selamat jalan Mang, semoga engkau masuk golongan mujahid. Amieen.

Google