Monday, December 17, 2007

MAMAMIA OH MAMAMIUL


Lagi-lagi ngomentarin tv. Habis, mau bagaimana lagi, di rumah, media yang bisa dinikmati secara audio visual kan memang cuma tv.


Yuk, kita sekarang ngomentari soal acara Mamamia. Selagi masih bisa komentar, kenapa tidak? Iya kan?

Sebenarnya acara yang dipandu Eko Patrio itu, secara rating lumayan (ini katanya lho). Tapi, rating tinggi memang tidak mewakili kualitas kan? Yup, betul itu! Bahkan terbalik 180x2 derajat.

Acara Mamamia ini hanya sekedar penggambaran betapa banyak orang tua kita yang habis-habisan dalam mengeksploitasi anak-anak mereka.

Tapi kan anaknya juga mau dieksploitasi? Itulah salah satu faktor penyebabnya. Jadi sejujurnya dua-duanya klop! Anaknya ingin tenar, ingin jadi artis, ingin jadi selebritis. Nah... si mama ingin membantunya sekuat yang dia bisa.

Disinilah kemudian muncul, kesimpulan sederhana, menjadi artis itu adalah segala-galanya. Apapun harus dilakukan! Karena menjadi artis pasti duitnya banyak!!! Simple kan?

Coba bayangkan, apa jadinya bangsa ini kalau pikiran semua ibu-ibu sama seperti pikiran ibu-ibu yang ikut Mamamia itu? Apa tidak gaswat bangsa ini? (Maaf saya memang agak berlebihan, dan sok perhatian pada hal kecil seperti ini). Tapi, jangan salah, kalau memang betul rating acara ini tinggi, artinya pola pikir semacam para "mama" itu bisa saja "menular" secara cepat kepada seluruh "mama" yang ada di Indonesia ini. (Maaf, lagi-lagi saya terlalu berlebihan).

Soal tayangan Mamamia ini teman saya di friendster pernah bilang begini, "Itu kan tayangan yang menggambarkan seorang ibu yang ingin anaknya masuk ke neraka!" Wuih, syereeemm amat ya. Kalau saya sih tidak seekstrim itu, cuma memang risih saja sih pas melihat, seorang ibu yang berjilbab sangat rapat, eh anak yang didampinginya malah memakai baju jenis vitamin A (maksudnya bagus untuk "kesehatan" mata para lelaki, red).

Ini sajalah uneg-uneg saya tentang Mamamiul eh Mamamia. Ada yang mau coments?
Google